Tulisan ini dibuat oleh Asriadi dan Dian Murnanda pada Desember 2019. Untuk versi PDF dapat diunduh pada link yang tersedia di akhir tulisan. Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk berbagi
TUBERCULOSIS
(Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid,
Ethambutol)
PENTING
Anda tetap minum obat ini, sampai dokter
Klinik TBC Anda meminta Anda berhenti (walaupun Anda merasa telah mendingan),
bagi mencegah TBC dari kembali.
Obat yang digunakan untuk mengobati TBC
biasanya antibiotik yang dikenal sebagai Isoniazid, Rifampicin (Rifampisin),
Pyrazinamide (Pirazinamid) dan Ethambutol (Etambutol). Obat ini mungkin
dipreskripsikan untuk diminum setiap
hari atau 3 kali seminggu.
Langkah-langkah
sewaktu minum obat TBC
Alkohol
dan parasetamol sewaktu minum obat TBC dapat
mengakibatkan reaksi atau efek sampingan yang mungkin mempengaruhi kesehatan
Anda. Harap perhatikan bahwa haid
mungkin kurang teratur sewaktu menjalani pengobatan. Dianjurkan agar wanita jangan hamil sewaktu menjalani
pengobatan untuk TBC. Efek pil
kontrasepsi oral dikurangi oleh
Rifampisin, dan menjadikan
metode kontrasepsi ini kurang efektif. Dianjurkan agar wanita yang menjalani
pengobatan untuk TBC menggunakan metode kontrasepsi alternatif. Jika Anda
menjadi HAMIL atau Anda sedang
MENYUSUI, silakan beri tahu
dokter Klinik TBC Anda dengan segera. Obat yang Anda minum mungkin harus diganti. Tes darah mungkin
diperlukan secara berkala untuk memantau efek sampingan yang mungkin.
Interaksi
obat
Penting untuk memberi tahu Dokter TBC jika
Anda sedang minum obat lain atau menggunakan jamu supaya kami dapat menentukan efek yang mungkin timbul
dari obat tersebut terhadap perawatan Anda untuk TBC. Antasid yang berisi komponen aluminium (mis. Gaviscon) harus tidak
diminum dalam waktu dua jam
setelah minum obat TBC. Pengobatan metadon
juga mungkin berinteraksi dengan obat TBC. Obat tertentu untuk perawatan diabetes, Parkinson’s disease (penyakit
Parkinson), HIV, epilepsy (epilepsi) atau cardiac conditions (penyakit jantung)
dapat bereaksi dengan obat TBC.
Cara
untuk minum obat
Obat ini paling efektif jika semuanya
diminum sekaligus SATU jam sebelum,
atau DUA jam setelah makan, sebaiknya dengan air. Obat ini sebaiknya
diminum pada waktu yang sama setiap hari. Bagi pasien yang mengalami mual, obat
ini dapat diminum dengan makanan ringan (mis. roti kering).
RIFAMPISIN
Intro
Rifampicin digunakan untuk mencegah dan
mengobati tuberkulosis dan infeksi bakteri lainnya. Rifampicin juga digunakan
untuk mencegah penyebaran bakteri pada pasien yang tidak menunjukan gejala
infeksi. Obat ini bekerja dengan mencegah dan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Kemasan
·
Tablet
150, 300 mg, 450 mg, 600 mg
·
Sirup
20 mg/ ml (100 mg/ 5ml)
Merek
Corifam,
Kalrifam, Lanarif, Merimac, RIF, Rimactane, Rifampicin,
Rifampin, Rifamtibi, TB RIF
Kontra
indikasi
- Hipersensitivitas
terhadap rifampicin
- Ikterus
- Penggunaan
bersamaan dengan saquinavir / ritonavir.
Efek samping
- Perubahan warna urin, tinja, keringat,
liur, dahak dan cairan tubuh lain menjadi oranye-kemerahan
- Wajah memerah dan
gatal
- Sindrom seperti
flu (demam, menggigil, sakit kepala, nyeri, sesak, malaise)
- Gangguan
pencernaan (mual, muntah, anoreksia, diare, nyeri ulu hati)
- Miopati
- Iritasi mata dan
gangguan penglihatan
- Anafilaksis
Perhatian
- Riwayat alkoholisme, gangguan hati dan ginjal
- Lansia, anak kurang dari 2 tahun, malnutrisi, kehamilan
dan menyusui
Interaksi obat
- Meningkatkan
risiko kerusakan hati bersama dengan obat ritonavir dan isoniazid.
- Mengurangi
efektivitas phenytoin dan
theophylline.
- Menurunkan
efektivitas ketoconazole dan enalapril.
- Menurunkan
efektivitas rifampicin jika digunakan bersama dengan antasida.
Dosis
Dewasa: 450-600
mg/ hari.
Anak-anak: 10-20 mg/kg BB per hari (maksimum 600 mg per hari)
Anak-anak: 10-20 mg/kg BB per hari (maksimum 600 mg per hari)
ISONIAZID
Kemasan
·
Tablet
100 mg, 300 mg
·
400
mg + B6 10 mg (inadoxin forte)
Merek
Beniazide, Pyravit, Decadoxin, Restibi Z, Erabutol Plus Restibi ZE, INH 400 Ciba, Rifastar, INH Ciba,
Rifazid, Rimactazid, Inoxin
Forte, Rimactazid Paed, Isoniazid,
Rimcure 3-FDC, Niaxid, Rimcure Paed, Niazitol,
Rimstar 4-FDC, Selenemo, Suprazid,
Suprazid Forte, TB Vit 6, TB
Vit 6, Pehadoxin, Tibiq , Pehadoxin Forte,
Pulmolin, Pulna.
Indikasi
tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Kontra
indikasi
penyakit
hati yang akut; hipersensitivitas terhadap isoniazid; epilepsi; gangguan fungsi
ginjal dan gangguan psikis.
Efek samping
Mual,
muntah, anoreksia, konstipasi,
pusing, sakit kepala, vertigo, neuritis perifer, neuritis optic (gangguan penglihatan), kejang,
episode psikosis; reaksi hipersensitivitas seperti eritema multiform, demam, purpura,
anemia, agranulositosis; hepatitis
(terutama pada usia lebih dari 35 tahun); sindrom SLE, pellagra, hiperglikemia
dan ginekomastia, pendengaran
berkurang, hipotensi.
Perhatian
Gangguan fungsi hati (uji fungsi hati); gangguan fungsi ginjal; risiko efek samping meningkat pada
asetilator lambat; epilepsi; riwayat psikosis; alkoholisme; hepatitis berat, hepatotoksik, penderita
neuropati perifer, penderita HIV, wanita hamil, menyusui dan post partum,
pasien hipersensitif, diabetes
mellitus, intoleransi galaktosa, porfiria.
Interaksi obat
Peggunaan
bersamaan dengan antikonvulsan, sedatif, neuroleptik, antikoagulan, narkotika,
teofilin, prokainamid, kortikosteroid, asetaminofen,
aluminium hidroksida,
disulfiram, ketokonazol, obat bersifat hepatotoksik dan neurotoksik.
Interaksi dengan
makanan; tidak diberikan bersamaan dengan makanan,
alkohol, keju dan ikan.
Dosis
DEWASA; 5 mg/kgBB per hari
(4-6 mg/kgBB per hari)
ANAK :10 mg/kgBB per hari
(10-15 mg/kgBB per hari)
Untuk dewasa dengan BB 30-45
kg, dosis per hari 200 mg diberikan dalam dosis tunggal
Untuk pasien dengan BB >45
kg, dosis per hari 300 mg diberikan dalam dosis tunggal.
PIRAZINAMID
Kemasan
·
Tablet
500 mg
Merek
Corsazinamide,
Pyrazinamide, Neotibi, Restibi Z, Restibi ZE, RHZ KID, Rifastar, Rimcure 3-FDC, Rimcure Paed, Pezeta, Rimstar 4-FDC, Prazina,
Sanazet, Pro Tb 3 Kids,
Siramid, Pro Tb4, TB Zet, Propulmo,
Tibicel, Pulmodex, Tibiq 1, Pyratibi.
Indikasi
tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dalam
kombinasi dengan anti tuberkulosis lainnya.
Kontra
indikasi
gangguan
fungsi hati berat, porfiria, hipersensitivitas terhadap pirazinamid, gout, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping
- Demam
- Muntah
- Ruam kulit
- Kehilangan
nafsu makan
- Warna mata atau
kulit menjadi kuning
- Urine berwarna gelap
- Nyeri dan bengkak
pada sendi
- Luka
memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Kesulitan buang air
kecil.
Perhatian
- Harap
berhati-hati jika menderita gangguan hati, gangguan ginjal, porfiria,
diabetes, dan penyakit asam urat (gout).
- Hindari
paparan sinar matahari yang terlalu lama. Obat ini dapat menyebabkan kulit menjadi sensitif terhadap
cahaya. Jika ingin melakukan kegiatan di luar ruangan pada siang
hari, disarankan untuk menggunakan pakaian yang tertutup, kacamata, dan
tabir surya.
Interaksi obat
- Mengurangi
efektivitas pil KB dan vaksin tifus.
- Meningkatkan
kadar obat ciclosporin dalam
darah.
- Memperkuat
efek racun terhadap organ hati, jika digunakan dengan rifampicin.
Dosis
15-30 mg/kg BB sekali
sehari Dosis maksimal sehari 3 g. Pasien gangguan fungsi ginjal 20-30 mg/kg BB
tiga kali seminggu.
ETHAMBUTOL
Kemasan
Tablet 250 mg, 500 mg
Merek
Santibi, Tibitol, Arsitam, Corsabutol, Ethambutol, Kalbutol,
Bacbutol, Etibi, Tibigon
Indikasi
tuberkulosis
dalam kombinasi dengan obat lain untuk pengobatan tuberkulosis yang disebabkan
oleh Mycobacterium
tuberculosis.
Kontra
indikasi
- Alergi terhadap etambutol
- Neuritis optic (gangguan penglihatan akibat
peradangan saraf mata)
Efek samping
- Gejala penglihatan: penglihatan
terganggu/kabur, buta
warna
- Gejala saluran
pencernaan: mual, muntah,
nyeri perut, hilangnya nafsu makan, sampai terjadi toksisitas hepar yang ditandai dengan nyeri perut
berat, urin berwarna gelap, kuning pada bagian mata dan kulit.
- Gejala
neurologis: sakit kepala, pusing,
halusinasi, kebingungan
- Hiperurisemia
(kadar asam urat berlebih dalam darah) yang biasa ditandai dengan nyeri
dan bengkak pada sendi
- Reaksi alergi
(ruam kulit, bengkak, kesulitan bernafas)
- Mudah berdarah
dan memar
Perhatian
- Kelainan pada
mata (katarak, retinopati
diabetik)
- Gangguan ginjal.
- Anak-anak.
- Kehamilan dan
menyusui.
Interaksi obat
Penurunan kadar bila dikonsumsi dengan antasida
Dosis
DEWASA dan ANAK di atas 6
tahun, 15-25 mg/kgBB sebagai dosis tunggal.
PARACETAMOL
Intro
Paracetamol
sebagai analgetik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun
panas/demam). Paracetamol juga dikenal dengan nama acetaminophen. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini
tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap
tidak signifikan.Cara kerja obat ini yang diketahui sekarang adalah dengan cara
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX).
Enzim COX berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu
senyawa penyebab nyeri.
Dengan dihambatnya kerja enzim ini, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat
menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang.
Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus
set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.
Kemasan dan merek
·
Tablet
/ kapl 500 mg : Alphamol,
Dumin, Erphamol, Farmadol, Fevrin, Kamolas, Nasamol, Nufadol, Ottopan,
Paracetamol generik, Pamol, Panadol, Progesic, Pyrex, Pyridol, Sanmo,
Hufagesic, Pyrexin, Farmadol
·
Tablet
600 mg : Alphamol,
Sumagesic
·
Tablet
1000 mg : Alphamol,
Dumin, Kamolas
·
Syrup
120 mg/5ml : Alphamol,
Dumin, Erphamol, Fevrin, Kamolas, Nufadol, Ottopan, Pyrex, Pyridol, Sanmol,
Paracetamol generik, Sanmol
·
Sediaan
drops 60 mg/0,6ml : Alphamol, Erphamol,
Fevrin, Grafadon, Moretic, Naprex, Sanmol drops, Ottopan drops, Pyrex, Pyridol
·
Sediaan
rectal tube 125 mg/2,5ml; 250 mg/4ml : Dumin RT, Pamol Supp
·
Sediaan
infus 10 mg/ml : Paracetamol
generik, Farmadol, Sanmol
Indikasi
- Rekomendasi WHO : penggunaan obat penurun panas,
bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101,3 °F).
- Kombinasi paracetamol dengan kafein adalah obat lini pertama pada
pengobatan migrain.
- Paracetamol bisa dipilih untuk meredakan nyeri
pada arthritis ringan, dengan efek yang
sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang
lebih ringan.
- Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di pasaran.
Kontra indikasi
- Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif
atau alergi terhadap paracetamol.
Efek
samping paracetamol
Secara umum obat ini bisa
ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek
samping paracetamol yang mungkin terjadi :
·
Potensi efek kerusakan meningkat pada
orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.
·
Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah.
·
Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi,
paracetamol diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
·
Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, obat ini dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal., termasuk gagal ginjal akut.
·
Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari
penggunaan obat ini pada penderita asma terutama anak-anak, karena ada
kemungkinan terjadinya peningkatan resiko asma ataupun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
Perhatian
- Pemakaian obat ini harus dihentikan jika tanda-tanda
awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika
terjadi bisa berakibat fatal.
- Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien
yang mempunyai penyakit asma.
- Meskipun efeknya terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat
golongan NSAID, ada baiknya obat ini dikonsumsi setelah makan (perut tidak kosong).
Interaksi obat
·
Metoclopramide
: meningkatkan efek analgetic paracetamol.
·
Carbamazepine,
fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.
·
Kolestiramin
dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.
·
Antikoagulan
warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga
meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.
Dosis paracetamol
Masing-masing
sediaan paracetamol diberikan dengan dosis berikut :
Tablet
500 mg :
·
Dewasa
atau anak > 12 tahun : 3 - 4 x sehari 1
tablet.
·
Anak 5 –
12 tahun : 3 – 4 x sehari ½ tablet.
Syrup
120 mg/5 ml :
·
Anak <
1 tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.
·
Anak 1-3
tahun : 3-4 x sehari 2.5 ml sirup.
·
Anak 3-6
tahun : 3-4 x sehari 5 ml sirup.
·
Anak 6-12
tahun : 3-4 x sehari 5-10 ml sirup.
·
Di atas
12 tahun : 3-4 x sehari 15-20 ml sirup.
IBUPROFEN
Intro
Ibuprofen
merupakan dua jenis obat dari golongan obat NSAID (non-steroid anti inflamation
drugs) yang paling sering digunakan. Baik itu dalam bentuk tunggal atau
dikombinasikan dengan bahan obat lainnya. Ibuprofen juga digunakan sebagai obat
penurun panas.
Mekanisme kerja umum OAINS : menghambat sintesis
prostaglandin (senyawa yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit) dengan
hambatan pada enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi
PGG2 terganggu.
Cara Menggunakan Ibuprofen
Pastikan
selalu mengikuti anjuran dokter dan membaca petunjuk pada kemasan obat, dalam
menggunakan ibuprofen. Konsumsilah tablet atau kapsul ibuprofen bersama makanan untuk mengurangi
risiko sakit maag. Jangan
berbaring sampai 10 menit setelah mengonsumsi obat ini.
Kemasan dan Merek
·
Tab
200 mg : Arthrifen,
Bufect, Farsifen, Iprox, Lexaprofen, Mofen, Proris
·
Tab/kapl/kaps
400mg : Arfen, Bufect, Dofen 400,
Dolofen-F, Farsifen, Fenatic, Lexaprofen, Mofen, Ostarin, Spedifen
·
Suspensi
100 mg/5ml : Anafen, Arthrifen. Bufect,
Ethifen, Farsifen, Fenatic, Fenris, Ibufenz, Lexanprofen, Mofen, Ostarin,
Proris, Prosinal, Rhelafen, Yariven
·
Suspensi
200 mg//5ml : Bufect forte, Ibufenz
forte, Ostarin, Proris forte
Indikasi
Nyeri
ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi,
nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala artritis reumatoid, gejala
osteoartritis, gejala juvenile artritis reumatoid,
menurunkan demam pada anak.
Kontraindikasi
Kehamilan
trimester akhir, pasien dengan ulkus
peptikum (ulkus duodenum dan lambung), hipersensitivitas, polip pada
hidung, angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika menggunakan asam
asetilsalisilat atau AINS lainnya.
Efek Samping
·
Umum:
pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri abdomen,
konstipasi, hematemesis, melena, perdarahan
lambung, ruam.
·
Tidak umum:
rinitis, ansietas, insomnia, somnolen, paraestesia, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran.
Interaksi Obat
·
Menurunkan
efek diuretik dan beta blocker
·
Meningkatkan
kadar waarfarin dalam plasma
·
Memperpanjang masa pendarahanan
·
Mengurangi efek antihipertensi obat beta blocker, prazosin, dan captopril
Peringatan
Tidak
dianjurkan pada lansia, kehamilan, persalinan, menyusui, pasien dengan
perdarahan, ulkus, perforasi pada
lambung, gangguan pernafasan, gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati,
hipertensi tidak terkontrol, hiperlipidemia, diabetes melitus, gagal jantung
kongestif, penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri
periferal, dehidrasi, meningitis aseptik.
Dosis
·
Dewasa : 3
- 4 x 200 – 400 mg/hari
·
Anak :
20 - 30 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis terbagi
AMOXICILIN
Intro
Amoxicillin adalah obat golongan antibiotik penicillin yang biasa digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi bakteri, dengan cara menghambat pembentukan dinding
sel bakteri.
Kemasan dan Merek
·
Tablet
/ kaps 250 mg : Amoxiil,
Amoxsan, Arcamox, Carsamox, Intermoxil, Mestamox, Scannoxyl, Salpenox,
Topcillin
·
Tablet
/ kaps 500 mg : Amobiotic, Amoxil,
Amoxillin, Amoxsan, Arcamox, Bufamoxy, Carsamox, Dexymox, Erphamoxy, Ethimox,
Farmoxyl, Ikamoxyl, Intermoxil, Kalmoxillin, Kimoxil, Lactamox, Lapimox,
Mestamox, Mexylin, Mokbios, Moxigra, Novax, Opimox, Ospamox, Pehamoxil F,
Pritamox, Rindomox, Scannoxyl, Solpenox, Supramox, Topcillin, Widecillin
·
Kaplet
1000 mg : Arcamox,
Corsamox, Intermoxil, Kimoxil, Nufamox
·
Syrup
125 mg/5ml : Amobiotix,
Amoxan, Amoxicillin, Amoxillin, Amoxsan, Arcamox, Bufamoxy, Corsamox, Dexymox,
Erphamoxy, Farmoxyl, Intermoxil, Kalmoxillin, Lapimox, Mestamox, Mexylin,
Moxigra, Novax, Opimox, Pritamox, Salpenox, Supramox, Topcillin, Widecillin
·
Syrup
forte 250 mg/5ml : Amobiotic,
Amoxil, Amoxsan, Arcamox, Corsamox, Dexymox, Ethimox, Intermoxil, Kalmoxillin,
Lapimox, Novax, Opimox, Rindomox, Supramox, Topcillin, Widecillin
·
Drops
100mg/ml : Amobiotic,
Amoxsan, Ospamox, Supramox
·
Injeksi
vial 1 g : Amoxsan,
Intermoxil, Nufamox, Opimox, Pehamoxil, Widecillin
Indikasi
Amoxicillin biasa digunakan untuk mengobati infeksi telinga
tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang
pada laring, pneumonia, bronkitis, infeksi saluran kemih, gonorrhoea dan infeksi pada
kulit. Selain itu juga biasa digunakan bersamaan dengan obat lain untuk
mengobati maag atau ulkus lambung yang disebabkan oleh bakteri H.pylori.
Kontra indikasi
- Jangan
digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat
hipersensitif atau alergi terhadap penicilin dan sefalosporin serta gangguan
fungsi hati.
Efek samping
Efek samping yang biasa muncul seperti mual, muntah, diare ringan, ruam kulit. Efek samping lainnya
yang lebih parah dan jarang ditemui berupa perubahan mental, sakit kepala ringan, insomnia, kebingungan, kecemasan, jika ditemukan seperti di
atas dapat langsung menghubungi dokter.
Perhatian
Jika Anda sedang menkonsumsi obat resep, obat non resep,
vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal, untuk wanita yang
sedang hamil, berencana hamil, menyusui, ataupun hamil segera hubungi dokter. Dapat
digunakan sebelum atau setelah makan, namun lebih baik digunakan setelah makan untuk menghindari maagh
dan efek samping lain.
Interaksi obat
- Meningkatnya risiko perdarahan, bila digunakan
bersama obat pengencer darah.
- Meningkatnya risiko alergi obat, bila
dikombinasikan dengan allopurinol.
- Meningkatnya efek samping amoxillin, bila
dikombinasikan dengan probenecid.
Dosis
Dewasa dan anak BB>20 kg: sehari 3x 250-500 mg; bayi dan
anak BB< 20 kg: 25-75 mg/kg BB/ hari dibagi menjadi tiga kali pemberian;
Gonorhae akut: 2-3 gram sebagai dosis tunggal
CEFADROXIL
Intro
Cefadroxil adalah
antibiotik yang digunakan untuk megobati infeksi saluran pernafasan, infeksi
kulit dan jaringan lunak, serta infeksi saluran kemih (isk) dan kelamin.
Cefadroxil adalah antibiotik semisintetik yang memiliki spektrum luas, aktif
terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif yang termasuk golongan antibiotik
cephalosporin generasi pertama. Antibiotik ini termasuk turunan dari cefalexin.
Antibiotik ini menghambat
sintesis protein untuk pembentukan dinding sel bakteri sehingga
menyebabkan kematian bakteri (bakteriosidal).
Kemasan dan Merek
·
Kaps
250 mg : Cefat, Ethicef,
Lapicef, Tisacef
·
Tab
/ Kaps 500 mg : Alxil, Ancefa,
Cefadroxil Soho, Cefat, Dexacef, Doxef, Drovax, Droxal, Droxefa, Erphadrox,
Ethicef, Grafacef, Lapicef, Longcef, lostacef, Opicef, Osadrox, Pyricef,
Qidrox, Renasistin, Roksicap, Sedrofen, Staforin, Tisacef, Vacefa, Vroxil,
Widrox, Yaricef
·
Syr
125 mg/5ml : Alxil, Ancefa,
Cefat, Dexacef, Doxef, Droxal, Erphadrox, Ethicef, Lapicef, Longcef, Lostacef,
Opicef, Osadrox, Pyricef, Qidrox, Roksicap, Sedrofen, Staforin, Vacefa, Vroxil
·
Syr
forte 250 mg/5ml : Alxil, Ancefa, Cefadroxil Soho, Cefat, Droxal, Ethicef,
Lapicef, Longcef, Lostacef, Opicef, Pyricef, Qidrox, Renasistin, Roksicap,
Staforin, Vocefa, Vroxil, Yaricef
Indikasi
Kegunaan Cefadroxil adalah untuk mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri yang peka seperti :
·
Infeksi
saluran pernafasan : infeksi oleh bakteri Streptococcus
pyogenes, penyebab penyakit radang tenggorokan atau tonsilitis
streptokokus, faringitis, pneumonia, otitis media
·
Infeksi
kulit dan jaringan lunak : infeksi kulit yang umum termasuk impetigo
·
Infeksi
saluran kemih (isk) dan kelamin : Pyelonephritis
(infeksi bakteri pada ginjal)
·
Obat
ini digunakan juga untuk pencegahan (profilaksis
antibiotic) endocarditis sebelum operasi gigi, terutama untuk pasien yang
alergi terhadap antibiotik golongan penisilin
·
Infeksi
lain : osteomielitis dan septicemia (adanya mikroorganisme dalam darah)
Kontraindikasi
·
Jangan menggunakan obat
ini untuk pasien dengan riwayat
pernah mengalami reaksi hipersensitivitas pada
Cefadroxil dan antibiotik golongan cephalosporin
lainnya.
Efek Samping
·
Tidak begitu serius adalah mual, muntah, sakit perut, diare ringan, otot kaku,
nyeri sendi, perasaan gelisah, perasaan tidak menyenangkan pada mulut, gatal
ringan atau ruam kulit dan gatal pada vagina
·
Efek
samping yang lebih parah seperti diare
yang berair atau berdarah, demam, menggigil, nyeri tubuh, gejala flu, perdarahan
yang tidak biasa/memar, kejang-kejang, pucat atau kulit menguning, urine
berwarna gelap, kebingungan, jaundice
(menguningnya kulit atau mata), pembengkakan kelenjar, ruam atau gatal-gatal,
nyeri sendi, sakit tenggorokan dan sakit kepala yang parah, peningkatan rasa
haus, kehilangan nafsu makan, merasa
sesak napas, kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali
Perhatian
·
Hati-hati menggunakan obat ini pada
penderita dengan fungsi hati dan ginjal yang rusak terutama pada pemakaian obat dalam
jangka waktu panjang.
·
cefadroxil dapat keluar bersama
ASI (air susu ibu) sehingga sebaiknya dihindari
·
alergi berat seperti asma
·
dapat digunakan sebelum atau setelah makan
Interaksi Obat
·
Obat - obat yang bersifat nefrotoksik (merusak
ginjal)
·
Probenesid menghambat sekresi cefadroxil
sehingga meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh
·
Alkohol dapat mengakibatkan Disulfiram-like
reactions, jika diberikan 48 – 72 jam
setelah pemberian cefadroxil
·
cefadroxil juga diketahui berinteraksi
dengan antibiotik golongan
aminoglikosida dan obat diuretika poten, sehingga pemberian obat
- obat ini secara bersamaan dengan cefadroxil sebaiknya dihindari karena
dapat bekerja berlawanan.
·
Jangan diberikan bersamaan dengan vaksin
BCG, vaksin thypoid, Na picosulfate
Dosis
·
Infeksi
ringan : 1 gram/hari dalam 2 dosis terbagi (12 jam)
·
Infeksi
sedang sampai berat dan ISK : 1-2 gram /hari dalam 2 dosis terbagi
·
Anak-anak
kurang dari 40kg : 30mg/kgBB/hari diberikan dalam 2 dosis terbagi
KODEIN
Intro
Kodein merupakan
obat golongan opiat yang biasa digunakan sebagai analgesik (penghilang rasa
sakit). Efek analgesik dari kodein tergantung pada perubahan kodein menjadi
morfin. Morfin hasil perubahan dari kodein ini akan berikatan dengan reseptor
opiat pada otak sehingga menimbulkan efek analgesik. Hanya sekitar 5-10% kodein
yang dikonversi menjadi morfin, sisanya akan dikonversi menjadi metabolit yang
tidak aktif untuk dieksresikan dan dibuang bersama kotoran
Kemasan dan merek
·
Tablet
dan suntik, 10 mg, 15 mg, 20 mg
·
Merek
dagang : Codikaf, Codipront, Coditam
Indikasi
·
Sebagai
analgesik untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Kodein ditujukan
untuk pasien yang berusia lebih dari 12 tahun untuk pengobatan nyeri moderat
akut yang tidak dapt disembuhkan oleh obat analgesik lainnya seperti
paracetamol atau ibuprofen
·
Kodein juga berfungsi untuk menghilangkan gejala batuk dan kondisi diare akut
Kontraindikasi
·
Alergi
terhadap codeine, sedang menggunakan obat-obatan golongan opioid lain,
mengalami depresi pernapasan akut, menderita penyakit saluran pernapasan
obstruktif seperti emfisema, menderita asma obat golongan opioid tidak boleh
diberikan selama serangan asma
·
Gagal
hati, cedera kepala atau kondisi dimana meningkatkan tekanan pada kepala,
pecandu alkohol, pada semua pasien anak-anak (0-18 tahun), pada anak-anak
dibawah usia 12 tahun yang sedang dalam pengobatan batuk simtomatik.
Efek Samping
·
Kodein
dapat memperlambat atau menghentikan pernapasan, dan mungkin menyebabkan kecanduan.
·
Codeine
tidak boleh digunakan untuk siapapun
yang berusia dibawah 18 tahun
·
Mengkonsumsi
kodein selama kehamilan dapat menyebabkan gejala sakaw yang dapat mengakibatkan
mengancam jiwa pada bayi baru lahir
·
Efek
samping yang fatal dapat terjadi jika menggunakan kodein bersamaan dengan
alkohol, atau dengan obat lain yang menyebabkan kantuk atau memperlambat
pernapasan
·
Beberapa
obat dapat berinteraksi dengan kodein dan menyebabkan kondisi serius yang
disebut sindrom serotonin seperti : agitasi, halusinasi, demam, berkeringat,
menggigil, denyut jantung cepat, kekakuan otot, berkedut, kehilangan
koordinasi, mual, muntah, atau diare
Interaksi Obat
·
Dapat
menimbulkan efek tambahan yang berpotensi fatal jika dikonsumsi bersama dengan
obat penghambat enzim monoamine oxidase inhibitor (MAOI)
·
Meningkatkan
efek depresan jika digunakan dengan obat-obatan golongan anestesi
·
Meningkatkan
efek depresan jika digunakan dengan obat-obatan
Perhatian
·
Kodein
dapat memperlambat atau menghentikan pernapasan.
·
Jangan
gunakan obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih lama dari yang
ditentukan.
·
Selain
itu dalam mengkonsumsi obat ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
seperti :
-
Minum obat ini dengan makanan atau susu jika mengganggu pencernaan anda
-
Minum
6 hingga 8 gelas penuh air setiap hari untuk membantuk mencegah konstipasi saat
meminum obat ini.
-
Jangan
berhenti menggunakan kodein secara tiba-tiba
-
Jangan
menyimpan obat opioid yang tersisa.
-
Hanya
satu dosis dapat menyebabkan kematian pada seseorg yang menggunakan obat ini
secara tidak sengaja atau tidak tepat
Dosis
·
Dosis
awal untuk meredakan nyeri ringan hingga berat :
Dewasa
: 15 - 60 mg per oral hingga
setiap 4 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimum: 360 mg dalam 24 jam
Anak-anak
diatas 12 tahun : 0.5-1
mg/kgBB yang diberikan tiap 4 atau 6 jam. Maksimal dosis per hari adalah 240 mg
·
Dosis
awal untuk gejala batuk:
Dewasa : 15-30 mg tiap 3 – 4 jam
Anak-anak : 3 mg untuk anak usia 2-5 tahun, dan 7.5-15
mg untuk anak usia 6-12 tahun. Dosis umumnya diberikan tiap 3-4 jam.
·
Dosis
awal untuk diare:
Dewasa : 15-60 mg tiap 3 – 4 jam
AMBROXOL
Intro
Batuk berdahak adalah salah satu penyakit yang paling sering dijumpai dan
terjadi ketika paru-paru
mengalami infeksi sehingga menghasilkan dahak lebih dari kadar normal.
Jika batuk melebihi 3 minggu, cobalah konsultasikan ke dokter karena
bisa mengindikasikan gejala penyakit
seperti bronkitis, pneumonia, asma,
emfisema, bronkiektasis, dan lainnya.
Bronkitis adalah radang pada
lapisan saluran bronkial karena infeksi. Orang yang memiliki penyakit bronkitis
sering mengalami batuk lendir yang menebal, yang bisa berubah warna.
Bronkitis
asmatik Ketika asma dan
bronkitis akut terjadi bersamaan, kondisi ini disebut bronkitis asthmatik.
Emfisema adalah salah
satu bentuk paling umum dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini terjadi ketika paru-paru
mengalami pelebaran saluran akibat sumbatan yang menahun. Penyakit ini
berkaitan dengan bronkitis kronis.
Bronkiektasis adalah kerusakan
yang membuat saluran udara (bronkus) melebar, melembek, dan menebal secara
tidak normal sehingga paru-paru kesulitan untuk membersihkan lendir.
Penyakit ini adalah kondisi langka penyebab batuk berdahak yang tidak
sembuh-sembuh.
Tracheobronchitis. Kondisi
ini terjadi ketika saluran tenggorokan atau bronkus mengalami peradangan.
Biasanya kondisi ini dapat disebabkan karena infeksi bakteri atau virus.
Ambroxol adalah agen mukolitik yang digunakan untuk
mengatasi gangguan pernapasan yang berhubungan dengan produksi dahak berlebih. Obat
ini adalah muciaktif yang berperan untuk mengembalikan mekanisme pembersihan (clearance)
saluran pernapasan dengan merangsang sintesis dan pelepasan
surfkatan oleh pneumocytes tipe II. Surfaktan bertindak sebagai anti-lem dengan
mengurangi perlengketan lendir ke dinding bronkus guna membantu memberikan
perlindungan terhadap infeksi pada bronkus. Obat batuk ambroxol HCl tidak
menekan batuk sehingga memudahkan tubuh untuk mengeluarkan dahak yang
berlebih dari saluran pernapasan.
Kemasan dan Merek
·
Tablet
/ Kapl 30 mg : Ambril, Berea, Brommer 30,
Cystelis, Epexol, Interpec, Lapimuc, Limoxin, Molapect, Mucera, Mucopect,
Mucos, Mucoxol, Nufanibrox, Promuxol, Roverton, Silopect, Transbroncho,
Transmucho
·
Syrup
15mg/5ml : Ambril, Berea, Epexol,
Interpec, Molapect, Mucera, Mucopect, Mucos, Nufanibrox, Promuxol, Roverton,
Silopect, Transbroncho
·
Syrup
30mg/5ml : Interpec, Limoxin,
Molapect, Mucera, Mucopect, Mucoxol, Silopect, Transbroncho
·
Tetes
15mg/ml : Mucera, Mucopect,
Mucos, Mucoxol, Promuxol
Merek
Ambril,
Ambroxol, Berea, Betalitik,
Bromer, Broxal, Cyctelis,
Epexol, Gapex, Gunapex, Holicos, Hufaxol, Interpec,
Muroxin, Mirapec, Molapec, Mucera,
Mucopec, Mucos, Mucosol,
Nufanibrox, Promuxol, Roperton, Silopec, Transmuco,
Zecazol.
Kontra
indikasi
Menurut pakar kesehatan, penggunaan
ambroxol bersamaan dengan obat penekan
refleks batuk adalah sesuatu yang tidak disarankan. Selain itu,
penggunaan ambroxol bersamaan dengan antibiotik
seperti Erythromycin, amoxicillin, cefuroxime
dan doxycyclin, dapat meningkatkan konsentrasi antibiotik
pada jaringan paru-paru.
Efek samping
Efek ringan gastrointestinal, pilek dan reaksi alergi sehingga
menimbulkan ruam kemerahan, sakit ulu
hati, sesak napas, mual, muntah, sembelit, kehilangan nafsu makan,
gemetar, atau kelelahan mungkin terjadi.
Perhatian
·
Hipersensitif terhadap komponen yang ada
di dalam obat ini.
·
Gangguan pada lambung seperti penyakit
maag atau tukak lambung.
Pasalnya obat ini mungkin saja dapat memperburuk kondisi.
·
Gangguan fungsi ginjal. Pasalnya obat ini
disekresikan dalam urin melalui ginjal. Kadar obat ini dapat menumpuk di tubuh
sehingga memungkinkan menyebabkan efek samping dan memperburuk kondisi.
·
Apabila setelah mengonsumsi obat ini
mengalami gatal-gatal, ruam kemerahan, bengkak, dan reaksi alergi lainnya maka
segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
·
Gunakan obat ini setelah makan (lambung tidak kosong)
Interaksi obat
·
amoxicillin
·
erythromycin
·
cefuroxime
·
doxycycline
·
obat
penekan refleks batuk
Dosis
Dewasa berkisar
dari 30-120 mg (1-4 ambroxol tablet)/ hari yang terbagi dalam 2-3 dosis.
Ambroxol sirup yang lazim digunakan untuk Anak:
·
Usia kurang dari 2 tahun: 1/2 sendok teh 2
kali sehari.
·
Usia 2-5 tahun: 1/2 sendok teh 3
kali sehari.
·
Lebih dari 5 tahun: 1 sendok teh 2-3 kali
sehari.
CETIRIZINE
Intro
Cetirizine adalah obat yang digunakan untuk mengobati alergi yang bisa dibeli bebas. Cetirizine
bekerja dengan cara menghalangi kerja senyawa histamin. Cetirizine termasuk dalam golongan obat antialergi
(antihistamin) yang tidak menyebabkan
rasa kantuk. Obat antialergi lain yang segolongan dengan cetirizine
adalah loratadine.
Berbeda dengan loratadine, walaupun seharusnya tidak menyebabkan rasa kantuk, beberapa orang yang mengonsumsi
cetirizine merasakan efek samping mengantuk.
Apa yang
harus dilakukan untuk mengurangi gejala efek samping
·
Merasa ngantuk –
cobalah obat antihistamin jenis lain yang tidak menyebabkan kantuk.
·
Sakit kepala – minum
obat penghilang rasa sakit seperti paracetamol atau ibuprofen
·
Mulut kering –
mengunyah permen karet bebas gula
·
Diare – minum banyak
air dalam tegukan kecil dan sering. Bisa juga konsumsi oralit
Kemasan dan Merek
·
Tablet
5 mg : Histrine
·
Tab/Kap
10 mg : Betarhin, Cerini, Cetinal,
Cetrixal, Cetrol, Estin, Falergi, Histrine, Incidal-OD, Intrizin, Lerzin, Ozen,
Risina, Ryvel, Ryzicor, Ryzo, Tiriz, Zenriz
·
Tetes
10 mg/ml : Falergi, Histrine, Intrizin,
Ozen, Ryvel, Tiriz
·
Syrup
5mg/5ml : Histrine, Incidal OD,
Intrizin, Lerzin, Ozen, Rinocet, Risina, Ryvel
Indikasi
Rinitis menahun, rinitis alergi seasonal, konjungtivitis,
pruritus, urtikaria idiopati kronis.
Kontraindikasi
Hipersensitif,
laktasi
Perhatian
Menyebabkan
kantuk, mengganggu keterampilan mengemudi dan menjalankan mesin. Dapat
digunakan sebelum atau setelah makan, sebaiknya setelah makan.
Efek Samping
sakit kepala, pusing,
mengantuk, agitasi, mulut kering, rasa tidak nyaman di perut, reaksi
hipersensitif seperti reaksi kulit dan angioudem
Interaksi Obat
·
Menyebabkan
kantuk, pusing dan sulit fokus jika digunakan dengan alkohol, duloxetine,
alprazolam, lorazepam, dan zolpidem
·
Mengurangi
efektivitas cetirizine, jika digunakan bersama obat asma teofilin
Dosis:
Dewasa : 1 x
10 mg\hari; Anak > 2 tahun : 0,25 mg/kgBB/x diberikan tiap 12-24 jam
DIAZEPAM
Intro
Diazepam adalah obat golongan Benzodiazepin yang biasanya
menghasilkan efek sedasi (obat penenang). Diazepam biasanya digunakan untuk
mengobati berbagai kondisi termasuk kecemasan, sindrom akibat berhenti dari
kecanduan alkohol, sindrom “sakau” akibat kecanduan benzodiazepine, kejang
otot, kejang, kesulitan tidur dan sindrom kaki gelisah. Diazepam juga dapat
digunakan untuk menyebabkan kehilangan ingatan selama prosedur medis tertentu.
Diazepam dapat digunakan dengan cara diminum, dimasukkan
kedalam anus, disuntikkan ke otot/disuntikkan ke pembuluh darah. Ketika
diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah, efek diazepam dimulai dalam satu hingga lima menit dan
bertahan hingga satu jam. Ketika dikonsumsi dengan cara diminum, mungkin
membutuhkan waktu sekitar 40 menit
untuk bekerja.
Sesuai dengan
cara kerja Diazepam yang bekerja dengan meningkatkan aktivitas asam gamma
aminobutyric (GABA), yang mana merupakan
zat kimia khusus di dalam sistem saraf yang dapat mengirim sinyal ke seluruh
sistem saraf. Jika tubuh tidak memiliki cukup GABA, tubuh akan tereksitasi
sehingga menyebabkan tubuh mengalami gangguan seperti kecemasan, kejang otot/
mengalami kejang seperti penyakit epilepsi
Kemasan dan Merek :
·
Tablet
2 mg : Stesolid,
Valisanbe, Diazepam Indofarma
·
Tablet
5 mg : Stesolid,
Valisanbe, Valdimex, Valium
·
Rectal
supp 5 mg/2,5ml ; supp 10 mg/2,5ml : Stesolid, Trazep
·
Injeksi
5 mg/ml : Valisanbe
Indikasi
Pemakaian
jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut,
status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Kontraindikasi
Depresi pernapasan,
gangguan hati berat, miastenia gravis,
insufisiensi pulmoner akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma
sudut sempit akut, serangan asma akut,
trimester pertama kehamilan, bayi
prematur; tidak boleh digunakan sendirian pada depresi atau ansietas
dengan depresi.
Perhatian
Dapat
mengganggu kemampuan mengemudi atau
mengoperasikan mesin, hamil, menyusui, bayi, lansia, penyakit hati dan
ginjal, penyakit pernapasan, kelemahan otot, riwayat penyalahgunaan obat atau
alkohol, kelainan kepribadian yang nyata, kurangi dosis pada lansia dan debil, hindari pemakaian jangka panjang,
peringatan khusus untuk injeksi intravena, porfiria. Digunakan sebelum atau setelah makan.
Efek Samping
·
Mengantuk,
kelemahan otot, ataksia, reaksi paradoksikal dalam agresi, gangguan mental,
amnesia, ketergantungan, depresi
pernapasan, kepala terasa ringan hari berikutnya, bingung.
·
Kadang-kadang terjadi: nyeri kepala,
vertigo, hipotensi, perubahan salivasi,
gangguan saluran cerna, ruam, gangguan penglihatan, perubahan libido, retensi
urin, dilaporkan juga kelainan darah dan sakit kuning, pada injeksi intravena
terjadi: nyeri, tromboflebitis dan jarang apnea atau hipotensi.
Interaksi Obat
Efek aditif dengan barbiturat dan obat sedatif lain
Dosis
Untuk kejang akut pada anak:
·
Pertolongan awal saat kejang demam : Diazepam rectal 0,5mg/kgBB atau BB < 10kg = 5 mg,
BB > 10kg = 10 mg.
·
Jika kejang berlanjut meskipun telah diberi diazepam
rectal : Diazepam IV 0,2 –
0,5 mg/kgBB diberikan dengan kecepatan 2 mg/menit
·
Untuk status Epileptikus Konvulsif :
Dewasa: Diazepam 10 – 20 mg per rektal dapat diulangi 15
menit kemudian bila kejang masih berlanjut
·
Untuk Status Epileptikus Non Konvulsif :
SE Lena : Diazepam 0,2 – 0,3 mg/kgBB dapat diulangi bila
diperlukan
·
Untuk Terapi Simptomatik kejang pada Tetanus :
-
Dosis
awal: setelah masuk RS, segera diberikan diazepam dosis 10 mg i.v perlahan
selama 2-3 menit. Dapat diulangi bila diperlukan
-
Dosis
Maintenance: 10 ampul = 100mg/500ml cairan infus (10-12 mg/kgBB/hari) diberikan
secara drips (syringe pump)
SUMBER
BACAAN
1. Ikatan
Apoteker Indonesia. 2016. Informasi
Spesialite Obat Indonesia. Volume 50. Jakarta: Isfipenerbitan.
2.
NSW-HEALTH. 2007. Obat Tuberkulosis
(Informasi untuk Pasien). Indonesian.
3. Team
Medical Mini Note. 2019. Basic
Pharmacology and Drug Notes. Makasar: MMN Publishing.
Jika Link bermasalah atau link mati, anda dapat menghubungi penulis melalui email di asriadixyz@gmail.com